Tuesday, March 23, 2010

STATUS untuk apa ? (preface)

Dari awal mula penciptaan, semua makhluk punya status sosial sendiri ; dari sehalus semut hingga sebesar dinosaur. Status ini dititip sebagai suatu kod pengenalan universal dalam sesebuah komuniti dan berfungsi efektif dalam membina identiti sesuatu entiti.

Setiap golongan makhluk diberi status sosial tersendiri untuk dibangun potensinya sebagai penghuni alam ini. Tentunya, kumpulan makhluk yang menerima habuan lumayan adalah manusia.

Manusia nyata beruntung, sangat beruntung. Nyata Tuhan dengan kasih-Nya membekal dan menjamin status sosial paling tinggi dalam segenap penciptaan. Kenyataan manusia sebagai ahsanu taqwim memungkinkan manusia menerima pundak tanggugjawab pentadbir alam ( 1:30) setelah keengganan kumpulan ciptaan lainnya (33:73).

Ternyata, status sosial manusia sejak dari awal tercipta Adam a.s sudah punya tempo pengembangan dan penguncupan tersendiri. Mengejutkan, Adam a.s. pra kemunculannya (pencipataanya) sudah memegang status sosial tersendiri, tambahan menjadi polemik hangat antara makhluk yang lebih awal darinya (malaikat) dengan Allah s.w.t.

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya

Dengan status sosial juga manusia menentukan sikap, tindak dan perilaku. Seorang kaya melihat pantai luas sebgai ruang untuk dimajukan manakala sang nelayan mungkin sudah cukup untuk dijadikan tempat kembali melepas lelah setelah mengharung gelora lautan.


FEBRUARI 2010
LOT 18, JALAN ISTANA

No comments: